MEJUAH-JUAH, adalah ucapan yang akan disampaikan jika sesama orang Karo bertemu sambil berjabat tangan. Suku Karo adalah suku bangsa yang mendiami dataran tinggi Karo dan juga beberapa wilayah Sumatera Utara dan sebagian Aceh. Bahasa yang digunakan Bahasa Karo atau Cakap Karo dan juga memiliki aksara sendiri. Pakaian adat suku Karo didominasi dengan warna merah serta hitam dan penuh dengan perhiasan emas. Suku Karo adalah merupakan suku asli pertama Kota Medan karena Kota Medan didirikan oleh seorang putra Karo yang bernama Guru Patimpus Sembiring Pelawi.
Kerajaan Haru-Karo (Kerajaan Aru) merupakan kerjaan Karo yang sangat terkenal pada abad 1 Masehi yang rajanya bernama "Pa Lagan". Kerajaan Haru-Karo tumbuh dan berkembang bersamaan waktunya dengan kerajaan Majapahit, Sriwijaya, Johor, Malaka dan Aceh. Terbukti karena kerajaan Haru pernah berperang dengan kerajaan-kerajaan tersebut. Kerajaan Haru pada masa keemasannya, pengaruhnya tersebar mulai dari Aceh Besar hingga ke sungai Siak di Riau.
Suku Karo memiliki sistem kemasyarakatan atau adat yang dikenal dengan nama merga silima, tutur siwaluh, dan rakut sitelu. Merga disebut untuk laki-laki, sedangkan untuk perempuan yang disebut beru. Merga atau beru ini disandang di belakang nama seseorang. Merga dalam masyarakat Karo terdiri dari lima kelompok, yang disebut dengan merga silima. Kelima merga tersebut adalah:
1.Karo-karo : Purba, Barus, Bukit, Gurusinga, Kaban, Kacaribu, Surbakti, Sinulingga, Sitepu, Sinuraya, Sinuhaji, Ketaren, kemit, jung, sinukaban, sinubulan, samura, sekali. (berjumlah 18)
2.Tarigan : bondong, gana-gana, gersang, gerneng, jampang, purba, pekan, sibero, tua, tegur, tambak, tambun, silangit, tendang. (berjumlah 14)
3.Ginting : anjartambun, babo, beras, cabap, gurupatih, garamata, jandibata, jawak, manik, munte, pase, seragih, suka, sugihen, sinusinga, tumangger, taling kuta. (berjumlah 17)
4.Sembiring : Sembiring si banci man biang (sembiring yang boleh makan anjing): Keloko, Sinulaki, Kembaren, Sinupayung (Jumlah = 4); Sembiring simantangken biang(sembiring yang tidak boleh makan Anjing): Brahmana, Depari, Meliala, Pelawi, busuk, colia, muham, maha, bunuaji, gurukinayan, pandia, keling, pandebayang, sinukapur, tekang. (berjumlah 15)
5.Perangin-angin : Bangun, Keliat, Kacinambun, Namohaji, Mano, Benjerang, Uwir, Pinem, Pancawan, Penggarun, Ulun Jandi, Laksa, Perbesi, Sukatendel, Singarimbun, Sinurat, Sebayang, Tanjung. (berjumlah 18)
Aplikasi Kamus Karo ini berguna untuk menerjemahkan kata-kata dari Bahasa Karo ke Bahasa Indonesia dan sebaliknya dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Karo. Terdapat sekitar 7000 kata yang dapat diterjahmahkan dengan kamus ini dan beberapa disertai dengan contoh kalimat dan terjemahannya.
Dihalaman utama terdapat tiga menu pertama Karo - Indonesia, Indonesia - Karo dan Angka. fungsi menu Karo - Indonesia adalah untuk menerjemahkan kata dari bahasa Karo ke Indonesia dengan database sebanyak 5000 + kata sehingga anda pasti dapat mengartikan kata yang ada kedalam bahasa Indonesia.
Menu Indonesia - Karo adalah untuk menerjemahkan kata dari bahasa Karo ke Indonesia dengan database sebanyak 3000 + kata sehingga anda pasti dapat mengartikan kata yang ada kedalam bahasa Indonesia.
Sedangkan menu Angka adalah angka dalam bahasa karo sehingga anda dengan mudah dapat belajar angka dalam bahasa karo.
Dalam penggunaan aplikasi ini anda dapat membagikan kata dan terjemahannya kepada orang lain lewat sosial media, sms, email dan juga dapat dicopykan.
Aplikasi kamus karo ini berjalan secara offline sehingga dapat digunakan dimana saja tanpa butuh koneksi internet.
Silahkan di download di playstore Aplikasi Kamus Karo untuk mencobanya di : https://play.google.com/store/apps/details?id=com.appybuilder.swesginting.KamusKaro
Demikian infomasi tentang Kamus Karo Offline semoga dapat membantu.....