Cara Pembuatan Pupuk Bioorganik. Pupuk bioorganik adalah kompos hasil inokulasi bahan-bahan organik dengan pembusukan (dkomposisi).cepat oleh penggunaan inokulasi mikroba yang homogen.salah satu bahan organik yang bagus dan potensial dijadikan pupuk bioorganik adalah debu sabut kelapa yang merupakan limbah industri perkelapaan. cara membuatnya:
Perbandingan berat bahan debu sabut kelapa dengan kotoran hewan bisa, 1:1, 1:2, atau 2:1. Kotoran hewan bisa terdiri dari jenis hewan sesuai ketersediaannya secara lokal. Di filipina mereka menggunakan gabungan kotoran ayam dan babi dalam takaran yang sama. Sedangkan penggunaan inokulan adalah 1% dari bahan yang diinokulasi. Tempat pengomposan yang dinilai ideal adalah yang terlindung, drainasenya baik dan dekat dengan sumber air. Kalau terpaksa bisa juga dilahan terbuka. Pengomposan dimulai degan pengumpulan bahan debu sabut kelapa dan kotoran ternak serta memebersihkannya dari benda-benda pengganggu sepeerti batu, bahan-bahan plastik dan bahan lainnya yang tidak bisa membusuk secara hayati.
Sepertiga dari debu sabut kelapa ditaburkan sebagai lapisan pertama lalu diairi hingga kelembaban 60%, indikasi tingkat kelembaban demikian ialah bila ditaruh ditelapak tangan dan digenggam, air tidak menetes jatuh dengan bebas. Diatas lapisan pertama ini ditaburkan secara merata inokulan sejumlah 0,5% dari yang disediakan.
Perbandingan berat bahan debu sabut kelapa dengan kotoran hewan bisa, 1:1, 1:2, atau 2:1. Kotoran hewan bisa terdiri dari jenis hewan sesuai ketersediaannya secara lokal. Di filipina mereka menggunakan gabungan kotoran ayam dan babi dalam takaran yang sama. Sedangkan penggunaan inokulan adalah 1% dari bahan yang diinokulasi. Tempat pengomposan yang dinilai ideal adalah yang terlindung, drainasenya baik dan dekat dengan sumber air. Kalau terpaksa bisa juga dilahan terbuka. Pengomposan dimulai degan pengumpulan bahan debu sabut kelapa dan kotoran ternak serta memebersihkannya dari benda-benda pengganggu sepeerti batu, bahan-bahan plastik dan bahan lainnya yang tidak bisa membusuk secara hayati.
Sepertiga dari debu sabut kelapa ditaburkan sebagai lapisan pertama lalu diairi hingga kelembaban 60%, indikasi tingkat kelembaban demikian ialah bila ditaruh ditelapak tangan dan digenggam, air tidak menetes jatuh dengan bebas. Diatas lapisan pertama ini ditaburkan secara merata inokulan sejumlah 0,5% dari yang disediakan.
Diatas lapisan yang sudah ada ditebarkan merata kotoran ayam yang disediakan, diairi lalu ditaburi pula dengan inokulan.
Diatas hasil langkah kedua dilakukan pengulangan langkah pertama dan kedua, tetapi kotoran hewan yang digunakan adalah kotoran babi.
Abu sabut kelapa tersisa ditebarkan merata sebagai lapisan paling atas tumpukan bahan yang akan dikomposkan. Lapisan terakhir ini tidak diberi bahan inokulan karena berfungsi sebagai penyangga menahan bau tumpukan dibawahnya.
Menumpuk tumpukan dengan lembaran plastik sehingga bisa menjaga kelembaban dan mencegah air hujan tidak memasuki tumpukan bahan. Tumpukan dibiarkan selama 4-7 hari.
Sesudah 4-7 hari tumpukan diaduk menyeluruh, kalau perlu sambil diairi. Perlakukan seperti ini dilakukan sekali dalam satu minggu.
Setelah inokulasi selama 3-4 minggu adalah pemanenan. Kompos yang dipanen adalah yang sudah matang yang ditandai warna coklat gelap sehingga hitam, tidak berbau menyengat, suhu sama sekitar tingkat kelembaban 35% atau lebih rendah. Lalu dilakukan pengayakan secara manual atau dengan mesin.
Bahan hasil ayakan diinokulasi menggunakan 0,5% inkulasi tersisa, dibiarkan selama 3 hari ditempat terlindung.
Pupuk bioorganik yang diperoleh dikemas kedalam kantong-kantong plastik ukuran 50 kg dan ditutup rapat, disimpan dalam ruangan yang dengan landasan kayu,cegah kontak langsung dengan lantai beton. Tumpukan jangan lebih dari 10 karung bertingkat. Penyimpanan dilingkungan kering dan berareasi jangan lebih dari 6 bulan.
Ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan. Diantaranya dalam 24 jam setelah penumpukan bahan untuk inokulas, suhu tumpukan harus mencapai lebih dari 40
Pupuk bioorganik dinilai memenuhi standar mutu bila kandungan total NPK mencapai 5-7% dengan N paling sedikit 1,5%, C Paling sedikit 10%, bahan organik paling sedikit 10% dan pH antara netral dan alkali. Aplikasinya paada tanaman berbuah seperti kelapa pada tahap awal adalah 2-6 kg/pohon dikombinasikan dengan pupuk anorganik sebanyak 50% dari rekomendasi biasa
Diatas hasil langkah kedua dilakukan pengulangan langkah pertama dan kedua, tetapi kotoran hewan yang digunakan adalah kotoran babi.
Abu sabut kelapa tersisa ditebarkan merata sebagai lapisan paling atas tumpukan bahan yang akan dikomposkan. Lapisan terakhir ini tidak diberi bahan inokulan karena berfungsi sebagai penyangga menahan bau tumpukan dibawahnya.
Menumpuk tumpukan dengan lembaran plastik sehingga bisa menjaga kelembaban dan mencegah air hujan tidak memasuki tumpukan bahan. Tumpukan dibiarkan selama 4-7 hari.
Sesudah 4-7 hari tumpukan diaduk menyeluruh, kalau perlu sambil diairi. Perlakukan seperti ini dilakukan sekali dalam satu minggu.
Setelah inokulasi selama 3-4 minggu adalah pemanenan. Kompos yang dipanen adalah yang sudah matang yang ditandai warna coklat gelap sehingga hitam, tidak berbau menyengat, suhu sama sekitar tingkat kelembaban 35% atau lebih rendah. Lalu dilakukan pengayakan secara manual atau dengan mesin.
Bahan hasil ayakan diinokulasi menggunakan 0,5% inkulasi tersisa, dibiarkan selama 3 hari ditempat terlindung.
Pupuk bioorganik yang diperoleh dikemas kedalam kantong-kantong plastik ukuran 50 kg dan ditutup rapat, disimpan dalam ruangan yang dengan landasan kayu,cegah kontak langsung dengan lantai beton. Tumpukan jangan lebih dari 10 karung bertingkat. Penyimpanan dilingkungan kering dan berareasi jangan lebih dari 6 bulan.
Ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan. Diantaranya dalam 24 jam setelah penumpukan bahan untuk inokulas, suhu tumpukan harus mencapai lebih dari 40
Pupuk bioorganik dinilai memenuhi standar mutu bila kandungan total NPK mencapai 5-7% dengan N paling sedikit 1,5%, C Paling sedikit 10%, bahan organik paling sedikit 10% dan pH antara netral dan alkali. Aplikasinya paada tanaman berbuah seperti kelapa pada tahap awal adalah 2-6 kg/pohon dikombinasikan dengan pupuk anorganik sebanyak 50% dari rekomendasi biasa
No comments:
Post a Comment