Saturday, March 23, 2013

Cara Budidaya Tanaman Mentimun

Cara Budidaya Tanaman Mentimun. Mentimun merupakan salah satu jenis produk pertanian yang sangat mudah di temukan baik di pasar tradisional bahkan di pasar modern seperti swalayan. Mentimun sering juga di sebut dengan nama timun di beberapa daerah di Indonesia. Budidaya tanaman ini sangat mudah dilakukan karena tidak memerlukan perawatan khusus.

Klasifikasi mentimun adalah sebagai berikut :
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
             Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
                 Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
                     Sub Kelas: Dilleniidae
                         Ordo: Violales
                             Famili: Cucurbitaceae (suku labu-labuan)
                                 Genus: Cucumis
                                     Spesies: Cucumis sativus L.

Kerabat Dekat
Blewah, Melon, Melon Makuwa

Syarat Tumbuh Mentimun :
  1. Temperatur (21,1 - 26,7)°C.
  2. Ketinggian optimum 1.000 - 1.200 mdpl.
  3. Tanah gembur, banyak mengandung humus,
  4. Pengairan yang baik,
  5. Tanah mudah meresapkan air,
  6. Keasaman tanah pH tanah 6-7.

Pengolahan Media Tanam
  1. Bersihkan lahan dari gulma, rumput, pohon yang tidak diperlukan.
  2. Pilih lahan gembur dan subur yang sebelumnya tidak ditanami tomat, cabai, terong, tembakau dan kentang .
  3. Untuk mengurangi nematoda dalam tanah genangilah tanah dengan air selama dua minggu bedengan
  4. Lahan dibersihkan dari rumput-rumput liar, dicangkul/dibajak sedalam 30 cm hingga tanah menjadi gembur.
  5. Buat parit keliling, biarkan tanah dikeringkan selama 15-30 hari.
  6. Setelah 30 hari buatlah bedengan dengan ukuran lebar 60-80 cm, jarak antara bedengan 30 cm, tinggi 30 cm, panjang tergantung lahan.
  7. Untuk sistem guludan lebar dasar 30-40 cm dan lebar atas 30-50 cm, tinggi 30 cm dan jarak antara guludan 30-40 cm.
  8. Lakukan pengapuran jika pH tanah lebih rendah dari 5,5 dengan dolomit sebanyak 1-2 ton/ha dan campurkan secara merata dengan tanah pada kedalaman 30 cm
  9. Berikan pupuk kandang fermentasi di sekitar lubang tanam ( ¼ kg ), kebutuhan pupuk kandang fermentasi : 1ton/ha.
  10. Berikan pupuk dasar 20 kg Urea + 40 kg TSP + 20 kg KCl/ha Atau Pupuk Majemuk NPK (15-15-15) dosis ± 60 kg / ha diatas bedengan, aduk dan ratakan dengan tanah

Penanaman
  1. Jarak lubang tanam untuk tipe merambat adalah 20 x 50 cm, 40 x 60 cm, 30 x 40 cm.
  2. Dan jarak tanam tipe tegak adalah 20 x 40 cm dan 30 x 60 cm.
  3. Waktu tanam yang baik adalah awal musim kemarau/awal musim penghujan, tetapi dapat saja sepanjang musim asal air tanahnya memadai
  4. Benih dimasukkan ke dalam lubang tanam sebanyak 2 biji, tutup dengan tanah tipis/dengan abu dapur.

Pemeliharaan Tanaman
  • Benih akan tumbuh 3-5 hari setelah tanam.
  • Tanaman yang rusak atau mati dicabut dan segera disulam dengan tanaman yang baik.
  • Bersihkan gulma (bisa bersama waktu pemupukan).
  • Penyiangan dilakukan pada waktu tanaman berumur 2-3 minggu setelah tanam, tergantung pertumbuhan rumput di kebun.
  • Penyiangan dengan cara mencabut rumput liar/membersihkan dengan alat kored.
  • Pasang ajir pada 5 hst ( hari setelah tanam ) untuk merambatkan tanaman.
  • Daun yang terlalu lebat dipangkas, dilakukan 3 minggu setelah tanam pada pagi atau sore hari.
  • Pengairan dan Penyiraman rutin dilakukan setiap pagi dan sore hari dengan cara di siram atau menggenangi lahan selama 15-30 menit. -Selanjutnya pengairan hanya dilakukan jika diperlukan dan diintensifkan kembali pada masa pembungaan dan pembuahan.

Pemupukan Tanaman Timun :
a. 5 Hari Setelah Tanam
- Pupuk TSP  20 (kg)/ha
- Pupuk Urea  40 (kg)/ha
- Pupuk KCL 20 (kg)/ha
- Ppk Dasar 1 – 2 ton
b. 20 Hari Setelah Tanam
- Pupuk TSP  20(kg)/ha
- Pupuk Urea 40 (kg)/ha
- Pupuk KCL 20 (kg)/ha
c. 40 Hari Setelah Tanam
- Pupuk TSP  40 (kg)/ha
- Pupuk Urea  50 (kg)/ha
- Pupuk KCL 20(kg)/ha
d. 60 Hari Setelah Tanam
- Pupuk TSP  40(kg)/ha
- Pupuk Urea 40 (kg)/ha

Hama dan Penyakit Timun
Hama
-Oteng-oteng atau Kutu Kuya (Aulocophora similis Oliver).
Kumbang daun berukuran 1 cm dengan sayap kuning polos.
Gejala : merusak dan memakan daging daun sehingga daun bolong; pada serangan berat, daun tinggal tulangnya.
Pengendalian :. penyemprotan dengan WT Bvr dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, & WT Ajuvant dosis 2 ml/ltr air.
-Ulat Tanah (Agrotis ipsilon)
Ulat ini berwarna hitam dan menyerang tanaman terutama yang masih muda.
Gejala: Batang tanaman dipotong disekitar leher akar.
Pengendalian :Siram & semprot dengan WT Bvr dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/ltr air & WT Ajuvant dosis 2 ml/ltr air.
-Lalat buah (Dacus cucurbitae Coq.)
Lalat dewasa berukuran 1-2 mm. Lalat menyerang mentimun muda untuk bertelur,
Gejala: memakan daging buah sehingga buah abnormal dan membusuk.
Pengendalian :  penyemprotan dengan WT Bvr dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, & WT Ajuvant dosis 2 ml/ltr air.
-Kutu daun (Aphis gossypii Clover)
Kutu berukuran 1-2 mm, berwarna kuning atau kuning kemerahan atau hijau gelap sampai hitam.
Gejala: menyerang pucuk tanaman sehingga daun keriput, kerititing dan menggulung. Kutu ini juga penyebar virus.
Pengendalian : :  penyemprotan dengan WT Bvr dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, & WT Ajuvant dosis 2 ml/ltr air.

Penyakit
-Busuk daun (Downy mildew)
Penyebab : Pseudoperonospora cubensis Berk et Curt. Menginfeksi kulit daun pada kelembaban udara tinggi, temperatur 16 - 22°C dan berembun atau berkabut. Gejala : daun berbercak kuning dan berjamur, warna daun akan menjadi coklat dan busuk. Pengendalian : Pemberian WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/ltr air & WT Ajuvant dosis 2 ml/ltr air.
-Penyakit tepung (Powdery mildew )
Penyebab : Erysiphe cichoracearum. Berkembang jika tanah kering di musim kemarau dengan kelemaban tinggi. Gejala : permukaan daun dan batang muda ditutupi tepung putih, kemudian berubah menjadi kuning dan mengering. Pengendalian : Pemberian WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/ltr air & WT Ajuvant dosis 2 ml/ltr air.
-Antraknose
Penyebab : cendawan Colletotrichum lagenarium Pass. Gejala: bercak-bercak coklat pada daun. Bentuk bercak agak bulat atau bersudut-sudut dan menyebabkan daun mati; gejala bercak dapat meluas ke batang, tangkai dan buah. Bila udara lembab, di tengah bercak terbentuk massa spora berwarna merah jambu. Pengendalian : Pemberian WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/ltr air & WT Ajuvant dosis 2 ml/ltr air.
-Bercak daun bersudut
Penyebab : cendawan Pseudomonas lachrymans. Menyebar pada saat musim hujan. Gejala : daun berbercak kecil kuning dan bersudut; pada serangan berat seluruh daun yang berbercak berubah menjadi coklat muda kelabu, mengering dan berlubang. Pengendalian : Pemberian WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/ltr air & WT Ajuvant dosis 2 ml/ltr air.
-Virus
Penyebab : Cucumber Mosaic Virus, CMV, Potato virus mosaic, PVM; Tobacco Etch Virus, TEV; otato Bushy Stunt Virus (TBSV); Serangga vektor adalah kutu daun Myzus persicae Sulz dan Aphis gossypii Glov. Gejala : daun menjadi belang hijau tua dan hijau muda, daun berkerut, tepi daun menggulung, tanaman kerdil. Pengendalian: dengan mengendalikan serangga vektor dengan WT Bvr dosis 10 ml/lt air, mengurangi kerusakan mekanis, mencabut tanaman sakit dan rotasi dengan famili bukan Cucurbitaceae. Pemberian WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/ltr air & WT Ajuvant dosis 2 ml/ltr air.
-Kudis (Scab)
Penyebab : cendawan Cladosporium cucumerinum Ell.et Arth. Terjadi pada buah mentimun muda. Gejala : ada bercak basah yang mengeluarkan cairam yang jika mengering akan seperti karet; bila menyerang buah tua, terbentuk kudis yang bergabus. Pengendalian : Pemberian WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/ltr air & WT Ajuvant dosis 2 ml/ltr air.
-Busuk buah
Penyebab : cendawan (1) Phytium aphinadermatum (Edson) Fizt.; (2) Phytopthora sp., Fusarium sp.; (3) Rhizophus sp., (4) Erwinia carotovora pv. Carotovora. Infeksi terjadi di kebun atau di tempat penyimpanan. Gejala : (1) Phytium aphinadermatum: buah busuk basah dan jika ditekan, buah pecah; (2) Phytopthora: bercak agak basah yang akan menjadi lunak dan berwarna coklat dan berkerut; (3) Rhizophus: bercak agak besah, kulit buah lunak ditumbuhi jamur, buah mudah pecah; (4) Erwinia carotovora: buah membusuk, hancur dan berbau busuk. Pengendalian: dengan menghindari luka mekanis, penanganan pasca panen yang hati-hati, penyimpanan dalam wadah bersih dengan suhu antara 5 - 7 derajat C. Dan pemberian Pemberian WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/ltr air & WT Ajuvant dosis 2 ml/ltr air.

Panen
Buah mentimun muda lokal untuk sayuran, asinan atau acar umumnya dipetik 2-3 bulan setelah tanam, mentimun hibrida dipanen 42 hari setelah tanam Mentimun Suri dipanen setelah matang.
Mentimun sayur dipanen 5 - 10 hari sekali tergantung dari varitas dan ukuran/umur buah yang dikehendaki.

Demikian informasi tentang cara budidaya tanaman mentimun semoga bermanfaat dan baca juga cara budidaya tanaman yang lainnya.

No comments:

Post a Comment

Jika kamu suka dengan artikel blog ini silahkan berlangganan lewat Email secara gratis, silahkan masukkan email kamu dan klik LANGGANAN:

Delivered by FeedBurner