Wednesday, March 13, 2013

Cara Pengendalian Gulma Kebun Kelapa sawit

Cara Pengendalian Gulma Kebun Kelapa sawit. Pengendalian gulma di perkebunan kelapa sawit dilakukan untuk menghindari kerugian yang dapat di timbulkan oleh gulma terhadap produksi kelapa sawit. Pengendalian/pemberantasan gulma di perkebunan kelapa sawit dilakukan pada 2 (dua) tempat, yaitu di piringan dan di gawangan (interrow).

Ada 3 jenis gulma yang perlu dikendalikan, yaitu : Lalang di piringan dan gawangan, Rumput-rumputan di piringan dan Tumbuhan pengganggu/anak kayu di gawangan

Tujuan Pemberantasan Gulma :

1. Mengurangi persaingan unsur hara.
2. Mengurangi persaingan pertumbuhan akar.
3. Mempermudah kontrol pekerjaan.
4. Menekan populasi hama.
5. Menghindari kebakaran lahan.

Konsep utama pengendalian gulma di perkebunan kelapa sawit adalah di piringan, pasar pikul dan tph harus bebas dari semua jenis gulma artinya semua jenis gulma pada tempat tersebut harus di kendalikan hingga tuntas. sedangkan untuk di gawangan yang di kendalikan adalah gulma yang berbahaya saja yaitu gulma jenis golongan A dan B saja sedangkan gulma kelas C tidak di kendalikan karena akan berguna untuk mengurangi erosi dan perkembangan hama tertentu.

Saat ini cara pengendalian gulma di perkebunan kelapa sawit telah memasuki tahap yang sangat efektif dan efisien dimana sistem pengendalian di lakukan dengan membentuk tim unit semprot bahkan di perkebunan tertentu tim tersebut sudah di lengkapi dengan kendaraan tangki pengangkut air untuk mempermudah dan mempercepat pekerjaan di saat musim kemarau.

Cara pengendalian gulma di perkebunan kelapa sawit :
1. Manual
Yaitu dengan mencabut dan membabat gulma yang ada dengan menggunakan peralatan parang. cara ini di lakukan untuk gulma dengna jumlah < 5% menutupi areal.

2. Tehnik
Yaitu dengan menggunakan alat seperti mesin babat. Pengendalian biasanya dilakukan di gawangan untuk gulma lunak.

3. Kimia
Yaitu cara pengendalian gulma di perkebunan kelapa saiwt untuk mengendalikan semua jenis gulma dan jika gulma telah tumbuh banyak sehingga tidak edektif jika di lakukan secara manual.

Cara Pengendalian Beberapa Jenis Gulma :
a. Lalang
Untuk pengendalian lalang maka jenis herbisida yang di gunakan adalah dengna bahan aktif glifosat. Aplikasi  dengan  menggunakan   Medium  Volume (MV = 450-600 liter/Ha) didasarkan atas tebalnya pertumbuhan lalang dan kecepatan angin di kawasan yang akan disemprot.

Penggunaan  Herbisida  Assault  250  AS lebih tepat bila digunakan pada areal rendahan atau gambut yang kondisinya lembab dan sedikit berair, dimana pada kondisi ini penggunaan Eagle 480 AS atau Round-Up kurang efektif.

Jika gulma lalang tinggal sedikit maka dilakukan wiping lalang dengan menggunakan kain katun yang berukuran 3x12 cm dibalutkan pada tiga jari tangan (tidak dibenarkan menggunakan kaos kaki atau sarung tangan).  Herbisida yang dipakai adalah  Eagle  480  AS  atau  Roundup  (1,0-1,3%) + Surfaktan (0,5%) atau Assault 250 AS (0,5-0,7%) +  Surfaktan (0,5%).

Sebelum di "wiping" rumpun lalang dibersihkan dari sampah- sampah disekitar pangkalnya dengan menggunakan arit kecil (guris).  Kemudian celupkan kain ke dalam larutan herbisida dan peras sedikit agar tidak menetes.  Penyapuan (wiping) dimulai dari batang bawah sampai ke ujung daun secara merata dan basah, dan dilakukan per helai daun lalang.  Hindarkan batang/ daun lalang pecah, putus atau tercabut sewaktu wiping atau pembersihan sampah.

b.  Gulma berkayu (Anak kayu)
Jenis-jenis gulma berkayu, antara lain :
• Chromolaena odorata (Eupatorium odoratum)
• Melastoma malabathricum
• Lantana camara
• Clidemia hirta
• dan lain-lain

Teknik pengendalian manual dilakukan dengan menggunakan alat cados (cangkul kecil dengan lebar + 14 cm) dengan cara mem¬bongkar gulma sampai perakarannya.  Tidak dibenarkan menggunakan parang babat (slashing).

Pengendalian secara kimiawi dilakukan dengan menggunakan herbisida garlon atau metsulindo. Untuk penggunaan garlon dosis adalah 250 ml/ ha sedangkan jika menggunakan metil metsufuron maka dosisinya adalah 75 gr/ha.

c. Pakis (paku-pakuan)
Jenis-jenis pakis yang merugikan, antara lain :
• Dicrapnoteris linearis
• Stenochlaena palustris
• Pteridium osculentum
• Lygodium flexuosum
• dan lain-lain

Pengendalian pakis dilakuakan dengan cara kimia yaitu menggunakan herbisida berbahan aktif  paraquat dan  metil metsufuron dengan dosisi paraquat 1,5 l/ha dan metil metsufuron 25 gr/ha.

c. Keladi liar (Colocasia spp dan Caladium spp)
Keladi liar yang sering tumbuh di rendahan umumnya sulit dimusnahkan.  Hal ini karena disamping daunnya berlilin juga berumbi.

Metode yang efektif untuk mengendalikan keladi liar adalah dengan penyemprotan  herbisida  Ally  20  WDG  (konsentrasi 0,03 %) + Indostick (konsentrasi 0,2 %) dengan alat CP-15 atau Solo, nozel cone.


d. Pisang liar (Musa spp.)
Pisang liar banyak terdapat di kawasan land clearing, dimana benih yang dorman akan tumbuh setelah pembakaran.  Umumnya pengendalian secara manual belum menuntaskan permasalahan.

Metode yang efektif adalah dengan cara menebang batang pisang (± 10 cm dari tanah) dan langsung diolesi bagian atasnya dengan larutan herbisida Ally 20 WDG (5 gram)+ Indostick (2 ml) dalam 1 liter air.

Secara umum semakin bertambah umur tanaman, pertumbuhan gulma semakin tertekan karena ternaung.  Oleh karena itu untuk efisiensi atas pengendalian biaya, rotasi dan dosis bukan harga mati (rotasi dan dosis dapat dikurangi).

No comments:

Post a Comment

Jika kamu suka dengan artikel blog ini silahkan berlangganan lewat Email secara gratis, silahkan masukkan email kamu dan klik LANGGANAN:

Delivered by FeedBurner