Cara Budidaya Ikan Patin. Ikan patin memiliki nama latin Pangasius pangasius. Penangkaran ikan patin saat ini banyak terdapat di Lampung, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Kalimantan. Ikan patin dikenal sebagai komoditi yang berprospek cerah, karena memiliki harga jual yang tinggi. Hal inilah yang menyebabkan ikan patin mendapat perhatian dan diminati oleh para pengusaha untuk membudidayakannya. Ikan ini cukup responsif terhadap pemberian makanan tambahan. Pada pembudidayaan,
Ikan patin merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan panjang berwarna putih perak dengan punggung berwarna kebiru-biruan. Ikan patin berbadan panjang untuk ukuran ikan tawar lokal, warna putih seperti perak, punggung berwarna kebiru-biruan. Kepala ikan patin relatif kecil, mulut terletak di ujung kepala agak di sebelah bawah (merupakan ciri khas golongan catfish). Pada sudut mulutnya terdapat dua pasang kumis pendek yang berfungsi sebagai peraba.
Klasifikasi ikan patin adalah sebagai berikut:
Ordo : Ostarioplaysi.
Subordo : Siluriodea.
Famili : Pangasidae.
Genus : Pangasius.
Spesies : Pangasius pangasius Ham. Buch.
Kerabat dekat ikan patin di Indonesia :
a) Pangasius polyuranodo (ikan juaro)
b) Pangasius macronema
c) Pangasius micronemus
d) Pangasius nasutus
e) Pangasius nieuwenhuisii
Persyaratan Lokasi
1) Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung.
2) Kemiringan tanah kolam berkisar antara 3-5%
3) Apabila pembesaran patin dilakukan dengan jala apung yang dipasang disungai maka lokasi yang tepat yaitu sungai yang berarus lambat.
4) Kualitas air harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik
5) Suhu air yang baik 26–28 C.
6) Keasaman air berkisar antara: 6,5–7.
Secara garis besar usaha pembenihan ikan patin meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a) Pemilihan calon induk siap pijah.
b) Persiapan hormon perangsang/kelenjar hipofise dari ikan donor,yaitu ikan mas.
c) Kawin suntik (induce breeding).
d) Pengurutan (striping).
e) Penetasan telur.
f) Perawatan larva.
g) Pendederan.
h) Pemanenan.
Syarat dan jenis kolam ikan patin :
1) Kolam pemeliharaan induk
Ukuran luas kolam dengan ikan patin adalah 100 kg induk memerlukan kolam seluas 500 meter persegi bila mengandalkan pakan alami dan dedak. Sedangkan bila diberi pakan pelet, maka untuk 100 kg induk memerlukan luas 150-200 meter persegi saja.
Bentuk kolam sebaiknya persegi panjang dengan dinding bisa ditembok atau kolam tanah dengan dilapisi anyaman bambu bagian dalamnya. Pintu pemasukan air bisa dengan paralon dan dipasang sarinya, sedangkan untuk pengeluaran air sebaiknya berbentuk monik.
2) Kolam pemijahan
Kolam pemijahan dapat berupa kolam tanah atau bak tembok. Sebagai patokan bahwa untuk 1 ekor induk dengan berat 3 kg memerlukan luas kolam sekitar 18 m2 dengan 18 buah ijuk/kakaban. Dasar kolam dibuat miring kearah pembuangan, untuk menjamin agar dasar kolam dapat dikeringkan.
3) Kolam pendederan
Bentuk kolam pendederan yang baik adalah segi empat dengan luas 25-500 m2 dan pendederan lanjutan 500-1000 m2 per petak. Pemasukan air bisa dengan pralon dan pengeluaran/ pembuangan dengan pintu berbentuk monik. Dasar kolam dibuatkan kemalir (saluran dasar) dan di dekat pintu pengeluaran dibuat kubangan. Fungsi kemalir adalah tempat berkumpulnya benih saat panen dan kubangan untuk memudahkan penangkapan benih. dasar kolam dibuat miring ke arah pembuangan.
Pembibitan Ikan Patin
Induk patin yang hendak dipijahkan sebaiknya dipelihara dulu secara khusus di dalam sangkar terapung. Selama pemeliharaan, induk ikan diberi makanan khusus yang banyak mengandung protein.
Makanan berbentuk gumpalan (pasta) dari bahan-bahan pembuat makanan ayam dengan komposisi tepung ikan 35%, dedak halus 30%, menir beras 25%, tepung kedelai 10%, serta vitamin dan mineral 0,5%. Makanan diberikan lima hari dalam seminggu sebanyak 5% setiap hari dengan pembagian pagi hari 2,5% dan sore hari 2,5%. Selain itu, diberikan juga rucah dua kali seminggu sebanyak 10% bobot ikan induk. Langkah ini dilakukan untuk mempercepat kematangan gonad.
Ciri-ciri induk patin siap dipijahkan adalah sebagai berikut :
a. Induk betina
- Umur tiga tahun.
- Ukuran 1,5–2 kg.
- Perut membesar ke arah anus.
- Perut terasa empuk dan halus bila di raba.
- Kulit pada bagian perut lembek dan tipis.
- kalau di sekitar kloaka ditekan akan keluar dan besarnya seragam.
b. Induk jantan
- Umur dua tahu
- Ukuran 1,5–2 kg.
- Kulit perut lembek
- Bila diurut akankeluar cairan
- Kelamin membengkak dan berwarna merah tua.
Benih ikan patin yang berumur 1 hari dipindahkan akuarium yang diisi dengan air sumur bor yang telah diaerasi. Kepadatan penebaran ikan adalah 500 ekor per akuarium.
Benih umur sehari belum perlu diberi makan tambahan dari luar karena masih mempunyai cadangan makanan berupa yolk sac atau kuning telur. Pada hari ketiga, benih ikan diberi makanan tambahan berupa emulsi kuning telur ayam yang direbus. Pembesaran ikan patin dapat dilakukan di dalam karamba.
Pemeliharaan Pembesaran Ikan Patin
Pemupukan
Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang atau pupuk hijau dengan dosis 50–700 gram/m2
Pemberian Pakan
Pemberian makan dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore).Jumlah makanan yang diberikan per hari sebanyak 3-5% dari jumlah berat badan ikan peliharaan.
Hama dan Penyakit Ikan Patin
Hama Ikan Patin
1. Ikan buntal (Tetraodon sp.) Merusak jala dan memangsa ikan.
2. Ikan liar pemangsa adalah udang
3. Seluang (Rasbora).
4. Ikan-ikan kecil yang masuk kedalam wadah budidaya akan menjadi pesaing ikan patin dalam hal mencari makan dan memperoleh oksigen.
5. Bangau (Lepto-tilus javanicus)
6. Pecuk (Phalacrocorax carbo sinensis)
7. Blekok (Ramphalcyon capensis capensis)
Pengendalian hama ikan patin:
1. Jala apung (rakit) sebaiknya ditempatkan jauh dari pantai.
2. Semak belukar yang tumbuh di pinggir kolam dibersihkan secara rutin. Cara untuk m
3. Menutupi bagian atas kolam dengan lembararan jaring. Cara ini berfungsi ganda, selain burung tidak dapat masuk, ikan patin juga tidak akan berlompatan keluar.
Penyakit Ikan Patin
Organisme patogen yang menyebabkan infeksi biasanya berupa parasit, jamur, bakteri, dan virus.
Penyakit parasit
Penyakit white spot (bintik putih) disebabkan oleh parasit dari bangsa protozoa.
Penyakit jamur
Penyakit jamur biasanya terjadi akibat adanya luka pada badan ikan. Penyebab penyakit jamur adalah Saprolegnia sp. dan Achlya sp.
Pencegahan penyakit jamur dapat dilakukan dengan cara menjaga kualitas air agar kondisinya tetap bersih.
Penyakit bakteri
Bakteri yang sering menyerang adalah Aeromonas sp. dan Pseudo-monas sp. Ikan yang terserang akan mengalami pendarahan pada bagian tubuh terutama di bagian dada, perut, dan pangkal sirip.
Penyakit bakteri yang mungkin menyerang ikan patin adalah penyakit bakteri yang juga
Cara pengobatan :
(1) Dengan merendam ikan dalam larutan kalium permanganat (PK) 10-20 ppm selama 30–60 menit,
(2) Merendam ikan dalam larutan nitrofuran 5- 10 ppm selama 12–24 jam
(3) merendam ikan dalam larutan oksitetrasiklin 5 ppm selama 24 jam.
Penyakit non-infeksi
Penyakit non-infeksi banyak diketemukan adalah keracunan dan kurang gizi. Keracunan disebabkan oleh banyak faktor seperti pada pemberian pakan yang berjamur dan berkuman atau karena pencemaran lingkungan perairan.
Gajala keracunan dapat diidentifikasi dari tingkah laku ikan. Ikan akan lemah, dan kepala terlihat lebih besar, tidak seimbang dengan ukuran tubuh, kurang lincah dan berkembang tidak normal.
Panen Ikan Patin
Penangkapan ikan dengan menggunakan jala apung. Sebaiknya penangkapan ikan dimulai dibagian hilir kemudian bergerak kebagian hulu.Setelah 6 bulan dapat mencapai 600-700 gram/ekor. Pemungutan hasil dapat dilakukan dengan menggunakan jala sebanyak 2-3 buah dan tenaga kerja yang diperlukan sebanyak 2-3 orang.
Demikian inforamsi tentang cara budidaya ikan patin, semoga dapat membantu dan bermanfaat.
No comments:
Post a Comment