Cara Tepat Pengendalian Ulat Api. Ulat api merupakan salah satu jenis hama utama tanaman kelapa sawit karena serangan ulat ini dapat menyebabkan kerugian produksi hingga 70%. Ulat api menyerang dau kelapa sawit dimana ada yang menyerang daun muda dan daun tua tergantung jenis ulat apinya. Kemampuan bertelur dan makan yang sangat tinggi menyebabkan ulat api merupakan hama yang paling di takuti oleh perkebunan kelapa sawit saat ini.
Jenis - jenis kelapa sawit adalah :
- Setothosea asigna
- Setora nitens
- Darna trima
- Darna diducta
- Darna bradleyi.
- Jenis ulat api yang jarang ditemukan adalah Thosea vestusa, Thosea bisura, Susica pallida dan Birthamula chara (Norman dan Basri, 1992).
Jenis ulat api yang paling merusak di Indonesia akhir-akhir ini adalah S. asigna, S. nitens dan D. trima.
Siklus Hidup
Siklus hidup ulat api adalah telur-->larva-->pupa-->imago. masing-masing spesies ulat api memiliki umur yang berbeda-berbeda. S. asigna mempunyai siklus hidup 106-138 hari, Telur diletakkan berderet 3-4 baris sejajar dengan permukaan daun sebelah bawah, biasanya pada pelepah daun ke 6-17. Satu tumpukan telur berisi sekitar 44 butir dan seekor ngengat betina mampu menghasilkan telur 300-400 butir. Telur menetes 4-8 hari setelah diletakkan. Ulat berwarna hijau kekuningan dengan bercak-bercak yang khas di bagian punggungnya. Selain itu di bagian punggung juga dijumpai duri-duri yang kokoh. Ulat instar terakhir (instar ke-9) berukuran panjang 36 mm dan lebar 14,5 mm. Stadia ulat ini berlangsung selama 49-50,3 hari. Ulat berkepompong pada permukaan tanah yang relatif gembur di sekitar piringan atau pangkal batang kelapa sawit. Kepompong diselubungi oleh kokon yang terbuat dari air liur ulat, berbentuk bulat telur dan berwarna coklat gelap. Kokon jantan dan betina masing-masing berukuran 16 x 13 mm dan 20 x 16,5 mm. Stadia kepompong berlangsung selama ± 39,7 hari. Serangga dewasa (ngengat) jantan dan betina masing-masing lebar rentangan sayapnya 41 mm dan 51 mm. Sayap depan berwarna coklat tua dengan garis transparan dan bintik-bintik gelap, sedangkan sayap belakang berwarna coklat muda.
Setora nitens memiliki siklus hidup yang lebih pendek dari S. asigna yaitu 42 hari (Hartley, 1979). Telur hampir sama dengan telur S. asigna hanya saja peletakan telur antara satu sama lain tidak saling tindih. Telur menetas setelah 4-7 hari. Ulat mula-mula berwarna hijau kekuningan kemudian hijau dan biasanya berubah menjadi kemerahan menjelang masa kepompong. Ulat ini dicirikan dengan adanya satu garis membujur di tengah punggung yang berwarna biru keunguan. Stadia ulat dan kepompong masing-masing berlangsung sekitar 50 hari dan 17-27 hari. Ngengat mempunyai lebar rentangan sayap sekitar 35 mm. Sayap depan berwarna coklat dengan garis-garis yang berwarna lebih gelap.
Ulat api Darna trima mempunyai siklus hidup sekitar 60 hari (Hartley, 1979). Telur bulat kecil, berukuran sekitar 1,4 mm, berwarna kuning kehijauan dan diletakkan secara individual di permukaan bawah helaian daun kelapa sawit. Seekor ngengat dapat meletakkan telur sebanyak 90-300 butir. Telur menetas dalam waktu 3-4 hari. Ulat yang baru menetas berwarna putih kekuningan kemudian menjadi coklat muda dengan bercak-bercak jingga, dan pada akhir perkembangannya bagian punggung ulat berwarna coklat tua. Stadia ulat berlangsung selama 26-33 hari. Menjelang berkepompong ulat membentuk kokon dari air liurnya dan berkepompong di dalam kokon tersebut. Kokon berwarna coklat tua, berbentuk oval, berukuran sekitar panjang 5 mm dan lebar 3 mm. Lama stadia kepompong sekitar 10-14 hari. Ngengat berwarna coklat gelap dengan lebar rentangan sayap sekitar 18 mm. Sayap depan berwarna coklat gelap, dengan sebuah bintik kuning dan empat garis hitam. Sayap belakang berwarna abu-abu tua.
Pengendalian Hama Ulat Api
Pengendalian Hayati
1. Penggunaan Bakteri dan Virus
Agens antagonis tersebut adalah Bacillus thuringiensis, Cordyceps militaris dan virus Multi-Nucleo Polyhydro Virus (MNPV). B. thuringiensis efektif melawan S. nitens, D. trima dan S. asigna dengan tingkat kematian 90% dalam 7 hari. Cordyceps militaris telah ditemukan efektif memparasit pupa ulat api jenis S. asigna dan S. nitens. Virus MNPV digunakan untuk mengendalikan larva ulat api.
2. Predator
Predator ulat api yang sering ditemukan adalah Eochantecona furcellata dan Sycanus leucomesus.
3. Parasitoid
Parasitoid ulat api adalah Trichogrammatoidea thoseae, Brachimeria lasus, Spinaria spinator, Apanteles aluella, Chlorocryptus purpuratus, Fornicia ceylonica, Systropus roepkei, Dolichogenidae metesae, dan Chaetexorista javana.
Parasitoid dapat diperbanyak dan dikonservasi di perkebunan kelapa sawit dengan menyediakan makanan bagi imago parasitoid tersebut seperti Turnera subulata, Turnera ulmifolia, Euphorbia heterophylla, Cassia tora, Boreria lata dan Elephantopus tomentosus.
4. Penanam Tanaman Inang
Tanaman-tanaman dapat mengurangi populasi ulat api karena populasi musuh alami akan meningkat. Tanaman inang yang sudah umum di tanam saat ini adalah Turnera subulata, Turnera ulmifolia, Euphorbia heterophylla, Cassia tora, Boreria lata dan Elephantopus tomentosus. Penaman dilakukan di pinggir jalan kebun kelapa sawit.
5. Penangkapan Ulat
Penangkapan ulat api dapat dilakukan pada saat sedang dalam fase ulat, kepongpong dan kupu-kupu. Penangkapan dilakukan dengna mencari ulat api tersebut secara manual.
Pengendalian Kimiawi
Pengendalian secara kimia adalah cara terakhir untuk pengnedalian kelapa sawit. Insektisida tersebut adalah monocrotophos, dicrotophos, phosmamidon, leptophos, quinalphos, endosulphan, aminocarb dan achepate,deltametrin, profenofos dan lamda sihalothri.
Cara penggunaan kimia :
1. Insektisida sistemik dapat digunakan untuk injeksi batang
2. Penyemprotan (untuk tanam yang masih kecil)
3. Fogging (untuk tanaman yang sudah tinggi)
Demikian cara pengendalian hama ulat api pada tanaman kelapa sawit, semoga dapat membantu dan bermanfaat.
No comments:
Post a Comment